Sabtu, 20 November 2010

Indahnya Alam Desaku...

Moga di kelilingi oleh banyak perbukitan hijau yang menghampar. Nuansa khas dataran tinggi sanggup memukau siapa saja yang memandangnya. Hijaunya sawah ladang dan pepohonan sanggup menghipnotis mata kita dan serasa enggan berpaling dari pemandangan alam yang sangat eksotis. Namun suasananya kini agak jauh berbeda, sedikit demi sedikit perbukitan mulai gundul akibat ulah serakah manusia. Mereka membuka lahan tanpa mengindahkan keseimbangan alam, dan pohon pohananpun mulai di tebang.

Moga yang dulu hijau dan asri lambat laun mulai gersang dan cuacapun tak lagi sesejuk dulu. Laju pembangunan memaksa Moga mulai bergeser dari daerah pegunungan yang hijau menjadi daerah perumahan yang mulai padat dan saling berjejal layaknya di kota kota besar. Deru kendaraan bermotor cukup mengganggu waktu istirhat kita, apalagi yang tinggal di pinggir jalan raya. Sungguh suasananya mulai berubah dan membuat kerinduan akan Moga tempo dulu tak tertahankan lagi dan anganpun kembali menerawang ke masa lalu. Saat saat memetik buah mangga di depan rumah, memetik buah rambutan dan jambu di rumah tetangga, saat saat memunguti butiran butiran cengkeh yang kukumpulkan dan kujual sebagai tambahan uang jajan. Ohhh...kurindu suasana itu hadir kembali, saat saat masa kecil dulu bermain bola di sawah, bergulat dengan lumpur, berburu jangkrik dan belalang, dan di akhiri dengan ritual mandi di kali yang jernih airnya bagai air mineral.

Kini kita yang tinggal di tanah rantau, yang menyempatkan pulang saat lebaran tiba, menengok kampung halaman juga handai taulan. Tidakkah terbersit satu keinginan, tuk mengembalikan hijuanya kampung halaman, dengan kembali menanam pohon di hutan hutan yang mulai gundul. Memang menanam pohon bukanlah pekerjaan yang langsung menjawab persoalan, tapi itu adalah program jangka panjang yang harus serius kita pikirkan. Sebelum bencana tanah longsor itu datang, sebelum banjir bandang memporak porandakan tanah kelahiran. Marilah kita tekadkan, menghijaukan kembali bukit bukit yang gundul dan gersang. Dengan program tanam sejuta pohon untuk Moga dan sekitarnya....


Senin, 19 Juli 2010

Moga Menggeliat

Bangunan baru terus berdiri...areal persawahan yang tadinya sunyii senyap kini mulai berdenyut dengan derap pembangunannya...

Tapi jangan lupa semua harus punya kontribusi riil buat masyarakat sekitar...sehingga bisa menciptakan lapangan kerja untuk menampung para pengangguran di usia produktif.....intinya kepada peningkatan sumber daya manusia dan meningkat tingkat ekonominya....

Teruslah membangun....

Jalan Desaku

Di mana ya?...ayo tebak di mana....yang pasti masih di daerah Moga dan sekitarnya....

Meski cuaca agak sedikit mendung, tapi tidak mengurangi eksotisnya panorama alamnya yang luar biasa.....

Sawah yang hijau terhampar luas...di kelilingi bukit bukit yang menawan.....sungguh satu keajaiban dari Sang Maha Pencipta.....

Anda punya nostalgia di tempat ini?....
Wow pastinya kalau anda pernah tinggal di daerah Moga dan sekitarnya...

Saat Ramadlan tiba...sehabis sahur dan setelah sholat shubuh jalan jalan ke tempat ini bersama teman teman...bercanda ria, guyon dan mengeluarkan joke joke yang tiada habisnya dengan versi bahasa kita sendiri, bahasa ngapak khas moga...yang segar dan up to date dan tidak akan kehabisan ide.....bener sedulur?

Aja gengsi nganggo basane dhewek,aja isin nganggo basa ngapak khas Moga, kiye ciri khase dhewek, nang luar negri durung tentu ana.....

BERSAMA KITA KOMPAK
BERBICARA KITA NGAPAK






*Thank to Untung Rismanto for your pictures....

Sabtu, 17 Juli 2010

KETUG


Dingin...dingin...
Lihatlah betapa bening airnya,betapa segarnya...dan rasakan nikmatnya anda berendam di tempat ini, nuansa khas pegunungan.
Inilah tempat di mana aku melepas penat di saat rindu akan kampung halaman sudah tak terperikan...rindu akan alamnya dan rindu akan masyarakatnya yang di kenal religius.

Entah dari mana nama "Ketug" itu berasal, belum ada yang bisa menjelaskan secara rinci, mungkin di ambil dari bahasa Jawa "Tuk" yang artinya mata air,biarlah nanti ahli sejarah yang akan mengungkapnya...

Jika anda datang ke Moga, belum sempurna kalau anda belum merasakan nikmatnya mandi di sini.Airnya yang bening, segar dan tanpa polusi selaksa anda mandi dengan air mineral, bahkan lebih fresh lagi....
Nikmati kesegarannya...nikmati sensasinya..

Lihatlah...ikan ikan kecil berenang kian kemari dengan riangnya, dan akan sembunyi malu malu di sela sela batu ketika anda nyebur ke air dan muncul kembali ketika anda naik.Ohh...pemandangan yang unik dan cukup menghibur,sedikit anda bisa lupakan beban hidup yang menghimpit...

Tapi ingat, sekedar mengingatkan...jika anda mandi di tempat ini coba awasi pakaian maupun barang barang anda...karena ada bidadari yang sedang mengintip ritual mandi anda...jangan sampai Dewi Nawang Wulan mencuri pakaian anda..dan jika itu terjadi, anda bakalan dapat masalah serius..jika anda tidak ingin pulang kerumah dengan telanjang,terpaksa anda harus mengambil selembar daun pisang untuk sekedar menutupi organ tubuh yang paling anda banggakan...ha..ha...(just kidding)

Anda penasaran?...cobalah dan nikmati pengalaman menyenangkan berada di Moga dan sekitarnya...kunjungi blog ini terus dan akan kami berikan informasi yang anda butuhkan....


Thank to Untung Rismanto for your pictures...all nice..

Jumat, 16 Juli 2010

Hijaunya sawah desa Kebanggan



Duh....damainya suasana pedesaan, sawah hijau terhampar luas, gemericik air sungai senandungkan simphony yg syahdu.....para petani harap harap cemas menunggu hasil panennya, semoga tidak ada hama dan penyakit...karena hidup harus berlanjut...begitu doanya...

Kamis, 15 Juli 2010

SEKILAS PANDANG TENTANG MOGA

Moga terletak di kaki gunung Slamet yang berhawa sejuk , sebetulnya Moga itu nama sebuah kecamatan di wilayah kabupaten Pemalang,Jawa Tengah namun Moga itu sendiri aslinya nama sebuah desa yang menjadi pusat pemerintahan kecamatan walaupun faktanya hampir semua kantor kantor penting justru berada di wilayah desa Banyumudal, yang berada di sebelah selatan desa Moga.

Moga terkenal dengan masyarakatnya yang religius, kalau anda belum terbiasa mengenal karakter masyarakatnya pasti anda akan tersenyum geli, bagaimana tidak?...sekarang hampir di semua daerah jarang terlihat orang memakai kain sarung, tapi di sini sarung menjadi pakaian wajib terutama di saat hari menjelang malam, bayangkan kalau anda memakai kain sarung di tempat keramaian pasti anda akan di tertawakan orang....dan anda di anggap orang aneh tentunya....tapi lain tempat lain pula kebiasaannya.....Justru anda akan di anggap aneh kalau anda melaksanakan sholat di mushola maupun mesjid dan anda tidak memakai sarung....pasti orang akan menganggap anda pendatang atau hanya sekedar numpang sholat karena anda sedang dalam perjalanan....Coba anda buktikan dan datang ketempat ini...pasti anda akan merasakan nuansa yang berbeda, sensasi yang luar biasa, menikmati alam pegunungan yang sejuk dan indah, hamparan sawah yang luas , perkebunan teh di sebelah selatan yang hijau menghampar, aneka makanan khas yang memanjakan lidah anda. ehhemmmm...nikmat bukan...dan anda juga akan di sambut keramah tamahan masyarakatnya dengan logat dialeknya yang khas dan gaya guyonannya yang segar...